INTRO

Saya ingin mengucapkan selamat datang dan selamat membaca tulisan-tulisan di blog ini kepada siapa pun yang kebetulan lewat dan berkunjung kesini. Maaf saya tidak bisa menyajikan apa-apa selain tulisan-tulisan dari pikiran absurd ini hehehehe. Blog ini memang saya maksudkan sebagai blog pribadi yang memuat tulisan-tulisan saya sendiri yang berupa opini, artikel ilmiah, surat-surat, essai ataupun puisi dan jenis-jenis tulisan lainnya, yang telah saya tulis diwaktu terdahulu atau yang akan saya tulis dimasa mendatang.

Pertimbangan pertama kenapa akhirnya membuat blog ini adalah atas dasar keperluan dokumentasi, blog terdahulu yang pernah saya buat berakhir tragis karena tidak pernah diurus dengan berbagai macam alasan. Namun setelah menyadari bahwa banyak dokumen-dokumen yang pernah ditulis berserak dan hilang begitu saja di hardisk-hardisk PC, laptop, dan Flashdisk, saya mulai berpikir untuk merangkumnya dalam sebuah wadah, dimana tulisan-tulisan itu bisa terdokumentasi sehingga tidak hilang begitu saja, maka saya putuskan untuk membuat blog ini. Paling tidak selama wordpress dan internet masih ada, tulisan-tulisan ini akan tetap eksis.

Satu hal yang menurut saya menjadi pengalaman yang menyenangkan adalah ketika kita dapat membaca tulisan-tulisan lama yang kita buat sendiri. Dalam pengalaman pribadi, sering kali saya tidak menyangka pernah punya pikiran-pikiran seperti yang pernah dituliskan dalam artikel-artikel atau opini yang pernah dibuat. Mungkin itu karena dinamika pemikiran dan wawasan yang terus berkembang sejak artikel itu ditulis pada masanya. Bagi saya hal itu menyenangkan karena kita bisa melihat rekam jejak perkembangan pemikiran dan wawasan kita sejak dari kurun waktu kapan tulisan itu dibuat. Kadang saya bisa tertawa sendiri kenapa dulu punya pemikiran sebodoh itu ketika membaca opini-opini terdahulu yang dibuat sendiri. 😀

Dari pengalaman seperti itu saya semakin meyakini bahwa kita tidak boleh tunduk dan patuh apalagi mengkultuskan seseorang, karena manusia bisa salah, manusia pasti berubah. Bila ingin setia, setialah pada nilai-nilai, ide-ide dan gagasan yang diucapkan, bukan setia pada siapa yang mengucapkan (dalam konteks prinsip-prinsip hidup profan). Ini membuat saya teringat dengan dialog dalam film V for Vendetta soal apa yang terakhir saya tulis diatas. V yang memakai topeng Guy Fawkes itu menjelaskan pada Evey tokoh wanita pada salah satu adegan film itu kenapa ia memakai topeng. Karena ia ingin menyampaikan pesan bahwa bukan sosok manusianya yang harus dikagumi tetapi ide dan pemikirannya lah yang harus diteladani dan diwarisi;

‘Karena manusia bisa gagal. Dia bisa tertangkap, dia bisa terbunuh dan terlupakan. Tapi 400 tahun kemudian, sebuah pemikiran masih bisa mengubah dunia. Aku menyaksikan dari awal akan kedahsyatan sebuah pemikiran. Aku melihat manusia membunuh dengan mengatasnamakan pemikiran itu dan mati karena mempertahankan pemikiran tersebut. Tapi kau tak bisa mencium pemikiran, tak bisa menyentuh ataupun memegang pemikiran tersebut. Pemikiran tidak berdarah. Mereka tidak merasakan sakit.’

Sebagai contoh tentang perubahan sikap saya adalah tulisan dalam blog ini yang berjudul ‘Bagaimana Kontestan Pilgubsu Belajar dari Jokowi-Ahok’ adalah ekpresi kekaguman saya pada waktu itu akan kemunculan Joko Widodo di bursa Pikada Gubernur DKI, dengan segala tampilan permukaannya yang dicitrakan sedemikian rupa sehingga kita melihatnya sebagai antitesis dari semua tipe kepemimpinan yang ada selama ini di Indonesia, dengan jujur saya katakan pada waktu itu saya terpesona dengan Jokowi. Namun penilaian pada Jokowi berubah ketika ia memutuskan maju sebagai Presiden pada pilpres 2014.

Sebagai mahasiswa dan sedang tidak terikat dengan organisasi manapun – yang bisa mempengaruhi penilaian objektif terhadap calon-calon presiden- dengan tambahan wawasan dan keilmuan yang saya miliki, saya mencoba mempertimbangkan dan akhirnya memutuskan bahwa Jokowi memiliki lebih banyak ‘kejanggalan’ daripada pesaingnya bila maju dalam pilpres. Bagaimanapun pilpres sudah usai dan kita tahu siapa presiden Indonesia sekarang. Yang pasti saya tidak mendapatkan benefit langsung siapapun presidennya, saya juga menduga anda yang rakyat biasa tidak mendapat keuntungan apa-apa selain kebanggaan jagoannya menang di pertarungan pilpres. Jadi udah deh kita stop pembahasan tentang Jokowi ini. 0_0

Contoh diatas hanya ingin mengatakan bahwa tulisan berbentuk opini yang saya buat biasanya adalah tulisan yang dibuat spontan ketika ada fenomena baik politik, ekonomi, budaya atau sosial (seringnya sih politik) yang menarik perhatian saya dan ingin mengomentarinya. Jadi itu semacam komentar spontan tentang sebuah fenomena yang terjadi.

Jadi kepada teman-teman semua yang kebetulan sedang membaca blog ini, saya mohon maaf sebelumnya kalau ada komentar-komentar yang bodoh dan naif sampai-sampai menyinggung anda sehingga membuat anda membenci saya, sungguh saya tidak ingin dibenci, inginnya dicintai. 😉

Saya tidak bermaksud muluk-muluk dengan ingin berbagi menerbitkan tulisan-tulisan di blog ini. Apakah saya mau memberikan pencerahan kepada pembacanya? Mustahil, saya sendiri aja masih jauh dari tercerahkan hahaha. Tidak pula ingin mendapatkan apresiasi, semata-mata ini hanya bagian dari proses belajar saya dalam menulis. Dulu saya selalu mendorong orang untuk menulis, padahal saya sendiri aja masih jarang menulis, dengan adanya blog ini semoga motivasi saya untuk menulis semakin kuat.

Saya tidak bilang menulis itu mudah atau menulis itu gampang, karena saya berpendapat yang bilang menulis itu mudah dan yang bilang menulis itu susah mereka berdiri dan memandang dari perspektif yang berbeda, kedua pendapat itu benar dalam perspektif masing-masing. Saya menganalogikan seperti dua orang yang sedang ngobrol soal mendaki gunung, yang satu yang belum pernah mendaki mengatakan bahwa mendaki gunung itu melelahkan dan pekerjaan berat dan sia-sia, walaupun ia sering mendengar cerita-cerita tentang keindahan dan keseruan dari orang-orang yang turun dari gunung, sedangkan yang satu lagi yang telah turun-naik gunung dan mengalami pengalamannya sendiri tentang keindahan alam tersebut tanpa perlu berargumen panjang segera mengajak teman ngobrolnya itu untuk mendaki gunung terdekat.

Anyway saya cuma bisa berharap blog ini bisa dengan konsisten saya isi, dan kualitasnya semakin lama semakin baik. Saya akan sangat berterimakasih jika anda tidak sungkan-sungkan untuk memberikan masukan saran, dan kritik pada saya, bisa langsung pada halaman blog ini atau ke email saya di fuadginting@gmail.com

Depok, 28 November 2014

Iklan

One thought on “INTRO

  1. Ping-balik: potongan-potongan surat yang tersisa (1) | fuadginting

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s